Perjalanan karir pemuda
berumur 26 tahun ini, bermula dari
menjajakan donat keliling, menjadi supplier
minyak goreng, hingga berjualan sepatu pernah dilakoninya
pada saat awal merintis usaha. Namun berkat “petunjuk” lewat mimpinya, ia berhasil mambangun
kerajaan bisnis di bidang property hingga beromset puluhan milyar dalam
jangka waktu kurang dari lima tahun.
Berjualan sejak SD, elang kecil memiliki tekad kuat untuk
menjadi seorang pengusaha.
Ia mulai mengasah jiwa bisnisnya dengan berjualan korek api dan tanah
liat sewaktu duduk di bangku SD dan SMP. Namun
hal tersebut hanya dijalankannya berdasarkan Mood dirinya. Mengingak SMA, ia mulai menjalankan bisnis secara
serius karena termotivasi untuk mengumpulkan
tabungan sejumlah Rp. 10.000.000,- yang akan digunakan sebagaimodal
usaha ayam goreng pada saat kuliah nanti. Berjualan donat menjadi pilihan Elang
saat itu, dengan membagi wilayah dengan teman lain. Ia menjajakan donat ke
sekolah-sekolah di sekitar tempat tinggalnya. Hasilnya pun terbilang lumayan,
ia bisa meraup untung sebesar Rp. 50.000,- per hari selama berjualan donat.
Namun kegiatan usaha tersebut ditentang oleh
orang tuanya, mengingat saat itu sudah mendekati Ujian Akhir Nasional (UAN) dan
khawatir hal tersebut dapat mengganggu proses belajarnya. Kemudian ia mulai mencari cara untuk tetap dapat
mengumpulkan uang tanpamengganggu pelajarannya. Maka Elang pun mulai
mengikuti berbagai perlombaan, baik akademis maupun non akademis. Ternyata
benar, usahanya tidak sia-sia. Elang berhasil meraih juara di hamper setiap
perlombaann yang diikutinya. Selain uang dari hadiah lomba-lomba tersebut, ia juga mendapat tawaran beasiswa dari tiga
perguruan tinggi sekaligus. Namun pilihannya jatuh pada jurusan
Manajemen di Institut Pertanian Bogor (IPB)
sebagai kampusnya.
Di tahun pertamanya menduduki pendidikan tingkat tinggi,
Elang menjalankan bidang usaha baru, terutama yang berkaitan dengan kehidupan
mahasiswa, walau saat itu uang tabungannya yang berjumlah Rp. 10.000.000,-
harus menyusut menjadi Rp. 1.000.000,- dikarenakan musibah yang menimpa
dirinya.Tak patah semangat, dengan bermodalkan
katalog, ia kemudian menjajakan sepatu diasrama-asrama di sekitar
kampusnya. Namun profesinya sebagai Sales sepatu tersebut tidakk lama. Sebabnya
sepatu-sepatu yang ia jual mengalami penurunan kualitas dari sang pemasok. Elang tak mau mengecewakan para konsumennya sehingga
iamemutuskan untuk berhenti berjualan sepatu. Tak mau sampai disitu saja
perjuangan Elang. Setelah mencoba berbagai profesi, kini ia kembali menjajal
peruntungan sebagai sales, Pilihannya kali ini adalah menjadi sales LCD
dan distributor lampu. Saat itu Elang genap duduk di semester tiga perguruan
tinggi. Namun karena bisnis tersebut bersifat musiman, Elang kemudian beralih
lagi ke usaha minyak goreng, ia memanfaatkan
selisih harga yang didapat dari agen. Saat itu ia harus menjalani segala sesuatunya
sendirian, mulai dari pemasaran, keuangan, sampai mendistribusikan
dagangannya tersebut. Belum lagi kegiatan kuliah yang tentu cukup menyita tenaga dan pikirannya. “Pernah suatu kali
karena kelelahan, Saya sampai tertidur
sewaktu jam belajar di kampus.” kenang Elang. Setelah itu, baru lah ia menyadari
bahwa alangkah lebih baik apabila bekerja menggunakan otak daripada otot.
Selain semangat wirausaha yang tinggi, pendekatan religinya
juga sangat baik. Sering ia menghabiskan
malamnya untuk beribadah sekaligus dijadikan ajang instropeksi diri.Inspirasi
pun datang setelah ia melakukan rutinitas kegiatan ibadah malam hari.
Elang bermimpi melihat bangunan megah di Manhattan City. Didalam mimpinya
tersebut, Ia kaget dan bertanya kepada seseorang siapa yang membuat bangunan
tersebut dan orang itu jawab bahwa dirinyalah yang membuat bangunan tersebut.
Kemudian elang mulai menekuni bisnis
proyek. Proyek pertamanya ia menangkan melalui tender dengan pinjaman
yang diperoleh dari bank. Susah senang juga sempat ia rasakan saat menggeluti bisnis ini. Salah
satu ujian untuknya adalah saat ia harus
menanggung rugi sekitar Rp. 8.000.000,- per bulan selama dua tahun yang
disebabkan oleh gagal manajemen proyek. Belum
lagi ketika ia gagal mendapatkan
modal karena si calon investor meninggal dunia tepat dua hari sebelum penandatanganan
kontrak dengannya. “Segala sesuatu pasti melalui proses, dan yangterpenting
adalah komitmen serta kecintaan terhadap proses tersebut.” ujar Elang. Dari
berbagai pengalaman tersebut, titik cerah pun kembali menghampiri Elang,
terlebih kepercayaan berbagai pihak terhadap
kredibilitas kerjanya. Hingga akhirnya di penghujung tahun 2009 ia
bersama perusahaannya – Elang Group telah membangun 7lokasi perumahan di daerah Bogor. Keistimewaannya adalah perumahan tersebut
ia prioritaskan bagi masyarakat kalangan kelas ekonomi menengah
kebawah. Dapat dilihat dari cicilan bulanan yang hanya Rp. 89.000,- per bulan
dengan minimum pendapatan Rp. 1.000.000,-. “Nilai sosial, ibadah, dan bisnis
sepatutnya saling berkaitan, dan Saya merasa bersyukur dapat melakukan hal
tersebut.” cerita Elang. Pada tahun 2010,
Elang menyelesaikan 10.000 rumah sehat sederhana di wilayah Bogor. Tujuannya adalah agar 70 juta rakyat kecil di
Indonesia yang belum memiliki rumah bisa
mendapatkan rumah layak huni.
komentar saya.......
Menurut
saya kisah dari seorang pengusaha muda yang bernama elang ini baik untuk
menjadi inspirasi kita sebagai kaum muda yang masih memiliki jiwa kreatif dan
inspirasi yang luas. Dan juga cerita elang begitu mengaitkan bahwa selain
berusaha kita patut berdoa dan beribadah untuk mengingat akan tuhan yang telah
menciptakan kita dengan begitu sempurna seperti ini serta bersyukur dengan apa
yang telah kita punya.
Sumber:
http://www.scribd.com/doc/86643432/Kisah-Sukses-Entrepreneur-Muda
good insfiratip
BalasHapus