Senin, 02 April 2012

DARI BERJUALAN MINYAK GORENG HINGGA KINI MENJADI SEORANG MILIONER MUDA BERUSIA 26 TAHUN



Perjalanan karir pemuda berumur 26 tahun ini, bermula dari menjajakan donat keliling, menjadi supplier 
minyak goreng, hingga berjualan sepatu pernah dilakoninya pada saat awal merintis usaha. Namun berkat “petunjuk” lewat mimpinya, ia berhasil mambangun kerajaan bisnis di bidang property hingga beromset puluhan milyar dalam jangka waktu kurang dari lima tahun.
Berjualan sejak SD, elang kecil memiliki tekad kuat untuk menjadi seorang pengusaha.
Ia mulai mengasah jiwa bisnisnya dengan berjualan korek api dan tanah liat sewaktu duduk di bangku SD dan SMP. Namun hal tersebut hanya dijalankannya berdasarkan Mood dirinya. Mengingak SMA, ia mulai menjalankan bisnis secara serius karena termotivasi untuk mengumpulkan tabungan sejumlah Rp. 10.000.000,- yang akan digunakan sebagaimodal usaha ayam goreng pada saat kuliah nanti. Berjualan donat menjadi pilihan Elang saat itu, dengan membagi wilayah dengan teman lain. Ia menjajakan donat ke sekolah-sekolah di sekitar tempat tinggalnya. Hasilnya pun terbilang lumayan, ia bisa meraup untung sebesar Rp. 50.000,- per hari selama berjualan donat. Namun kegiatan usaha tersebut ditentang oleh orang tuanya, mengingat saat itu sudah mendekati Ujian Akhir Nasional (UAN) dan khawatir hal tersebut dapat mengganggu proses belajarnya. Kemudian ia mulai mencari cara untuk tetap dapat mengumpulkan uang tanpamengganggu pelajarannya. Maka Elang pun mulai mengikuti berbagai perlombaan, baik akademis maupun non akademis. Ternyata benar, usahanya tidak sia-sia. Elang berhasil meraih juara di hamper setiap perlombaann yang diikutinya. Selain uang dari hadiah lomba-lomba tersebut, ia juga mendapat tawaran beasiswa dari tiga perguruan tinggi sekaligus. Namun pilihannya jatuh pada jurusan Manajemen di Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai kampusnya.
Di tahun pertamanya menduduki pendidikan tingkat tinggi, Elang menjalankan bidang usaha baru, terutama yang berkaitan dengan kehidupan mahasiswa, walau saat itu uang tabungannya yang berjumlah Rp. 10.000.000,- harus menyusut menjadi Rp. 1.000.000,- dikarenakan musibah yang menimpa dirinya.Tak patah semangat, dengan bermodalkan katalog, ia kemudian menjajakan sepatu diasrama-asrama di sekitar kampusnya. Namun profesinya sebagai Sales sepatu tersebut tidakk lama. Sebabnya sepatu-sepatu yang ia jual mengalami penurunan kualitas dari sang pemasok. Elang tak mau mengecewakan para konsumennya sehingga iamemutuskan untuk berhenti berjualan sepatu. Tak mau sampai disitu saja perjuangan Elang. Setelah mencoba berbagai profesi, kini ia kembali menjajal peruntungan sebagai sales, Pilihannya kali ini adalah menjadi sales LCD dan distributor lampu. Saat itu Elang genap duduk di semester tiga perguruan tinggi. Namun karena bisnis tersebut bersifat musiman, Elang kemudian beralih lagi ke usaha minyak goreng, ia memanfaatkan selisih harga yang didapat dari agen. Saat itu ia harus menjalani segala sesuatunya sendirian, mulai dari pemasaran, keuangan, sampai mendistribusikan dagangannya tersebut. Belum lagi kegiatan kuliah yang tentu cukup menyita tenaga dan pikirannya. “Pernah suatu kali karena kelelahan, Saya sampai tertidur sewaktu jam belajar di kampus.” kenang Elang. Setelah itu, baru lah ia menyadari bahwa alangkah lebih baik apabila bekerja menggunakan otak daripada otot.
Selain semangat wirausaha yang tinggi, pendekatan religinya juga sangat baik. Sering ia menghabiskan malamnya untuk beribadah sekaligus dijadikan ajang instropeksi diri.Inspirasi pun datang setelah ia melakukan rutinitas kegiatan ibadah malam hari. Elang bermimpi melihat bangunan megah di Manhattan City. Didalam mimpinya tersebut, Ia kaget dan bertanya kepada seseorang siapa yang membuat bangunan tersebut dan orang itu jawab bahwa dirinyalah yang membuat bangunan tersebut.
Kemudian elang mulai menekuni bisnis proyek. Proyek  pertamanya ia menangkan melalui tender dengan pinjaman yang diperoleh dari bank. Susah senang juga sempat ia rasakan saat menggeluti bisnis ini. Salah satu ujian untuknya adalah saat ia harus menanggung rugi sekitar Rp. 8.000.000,- per bulan selama dua tahun yang disebabkan oleh gagal manajemen proyek. Belum lagi ketika ia gagal mendapatkan modal karena si calon investor meninggal dunia tepat dua hari sebelum penandatanganan kontrak dengannya. “Segala sesuatu pasti melalui proses, dan yangterpenting adalah komitmen serta kecintaan terhadap proses tersebut.” ujar Elang. Dari berbagai pengalaman tersebut, titik cerah pun kembali menghampiri Elang, terlebih kepercayaan berbagai pihak terhadap kredibilitas kerjanya. Hingga akhirnya di penghujung tahun 2009 ia bersama perusahaannya – Elang Group telah membangun 7lokasi perumahan di daerah Bogor. Keistimewaannya adalah perumahan tersebut ia prioritaskan bagi masyarakat kalangan kelas ekonomi menengah kebawah. Dapat dilihat dari cicilan bulanan yang hanya Rp. 89.000,- per bulan dengan minimum pendapatan Rp. 1.000.000,-. “Nilai sosial, ibadah, dan bisnis sepatutnya saling berkaitan, dan Saya merasa bersyukur dapat melakukan hal tersebut.” cerita Elang. Pada tahun 2010, Elang menyelesaikan 10.000 rumah sehat sederhana di wilayah Bogor. Tujuannya adalah agar 70 juta rakyat kecil di Indonesia yang belum memiliki rumah bisa mendapatkan rumah layak huni.
komentar saya.......
                Menurut saya kisah dari seorang pengusaha muda yang bernama elang ini baik untuk menjadi inspirasi kita sebagai kaum muda yang masih memiliki jiwa kreatif dan inspirasi yang luas. Dan juga cerita elang begitu mengaitkan bahwa selain berusaha kita patut berdoa dan beribadah untuk mengingat akan tuhan yang telah menciptakan kita dengan begitu sempurna seperti ini serta bersyukur dengan apa yang telah kita punya.

Sumber: http://www.scribd.com/doc/86643432/Kisah-Sukses-Entrepreneur-Muda

1 komentar: