Salah satu yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya adalah dengan berkomunikasi. Untuk berkomunikasi dibutuhkan suatu media yaitu bahasa.Manusia tidak mungkin berinteraksi tanpa bahasa. Dalam berbagai bahasa terdapat terdapat berbagai ragam yang memiliki variasi-variasi tertentu.
Remaja adalah salah satu bagian dari masyarakat yang juga menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa yang dipakai remaja dalam berkomunikasi pun bermacam-macam ragamnya, bahasa yang digunakan itu merupakan bahasa yang biasa kita pakai sehari-hari atau campuran antara bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Dari bahasa yang digunakan ini ada sejumlah kosa kata yang dapat dipahami, tetapi ada yang tidak dapat dipahami.
Bahasa yang digunakan remaja sering berubah, hal ini terkait dengan pribadi remaja yang masih labil. Salah satu ragam bahasa yang dipakai oleh remaja adalah bahasa prokem. Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi ini merupakan bahasa sandi yang digunakan penuturnya sebagai bahasa khusus untuk kalangan mereka. Karena keberadaannya sebagai alat komunikasi yang khusus inilah bahasa prokem banyak digunakan di kalangan remaja. Bahasa ini merupakan jenis variasi bahasa yang terdapat dalam masyarakat sehingga dapat dikaji dengan sosiolinguistik.
a. Pengertian Bahasa Prokem
Bahasa prokem atau slang adalah bahasa sandi yang dipakai dan hanya dimengerti kalangan remaja. Bahasa ini konon berasal dari kalangan preman. Bahasa prokem ini digunakan sebagai sarana komunikasi diantara remaja selama kurun tertentu. Sarana komunikasi ini diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan informasi yang tidak boleh diketahui oleh kelompok usia lain terutama oleh kalangan orang tua. Ragam ini mereka gunakan agar orang dari kelompok lain tidak mengetahui tentang apa yang sedang dibicarakanya. Bahasa prokem ini timbul dan berkembang sesuai dengan latar belakang sosial budaya pemakainya, hal ini merupakan perilaku kebahasaan yang bersifat universal.
Kosakata bahasa prokem remaja sering diambil dari kosakata yang hidup dilingkungan tertentu. Pembentukan kata dan maknanya beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainnya. Bahasa prokem berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu dengan menggunakan bahasa prokem mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok masyarakat eksklusif.
Ada yang mengatakan bahwa bahasa prokem adalah bahasa yang digunakan untuk mencari dan menunjukkan identitas diri, bahasa yang dapat merahasiakan pembicaraan mereka dari kelompok yang lain.
b. Pemakai Bahasa Prokem
Penganut bahasa pada umumnya ingin mengetahui masalah ini, terutama karena bahasa ini merupakan ragam percakapan tidak resmi yang banyak dipakaisebagai bahasa intern berupa kosa kata bahasa Indonesia pada umumnya. Sebagian besar mengatakan bahwa bahasa ini hanya digunakan para remaja yang suka iseng dan tidak mau berprestasi, bahasa yang tidak komunikatif merupakan gejala modeyang bersifat sementara dan cenderung menghambat upaya pembakuan bahasa Indonesia.
Kalau bahasa prokem ini dianggap mulai timbul dari kaum remaja yang iseng, dari mana masyarakat umum memahami bahasa prokem? Setelah diamati dan diteliti, ternyata bahwa bahasa prokem ini justru mulai digunakan warga masyarakat pada saat munculnya tukang copet, tukang jambret, perampok, pembunuh, dan pekerjaan lain yang menjurus kearah kriminalitas.
Dikatakan bahwa mereka ini yang sering sebagai orang preman-selalu berkomunikasi dengan orang lain yang seprofesi dengan menggunakan sejenis bahasa yang digunakan secara sembunyi-sembunyi. Akibatnya, orang-orang karena alasan tertentu-penjual makanan, minuman, bahkan keperluan hidup lain, atau anggota keluarga-berhubungan dengan orang preman ini (hampir) setiap hari, lama kelamaan secara perlahan-lahan dapat memahami makna istilah-istilah yang digunakan kaum preman ini. Bahasa ini kemudian diserang beberapa orang yang tidak seprofesi, tetapi yang sering bertemu muka dengan mereka ini. Mereka ini antara lain adalah pemuda dan remaja putus sekolah, yang ketika itu dikenal dengan orang dengan nama crossboy. Dari sinilah bahasa prokem mengembangakan sayapnya dan dikenal dengan istilah "Preman".
Kelompok yang kemudian tertarik untuk mempelajarinya adalah para remaja yang masih sekolah, baik disekolah-sekolah lanjutan tingkat pertama, maupun sekolah lanjutan tingkat atas, bahkan ada yang masih duduk dibangku sekolah dasar atau sudah di perguruan tinggi.
c. Wujud Bahasa Prokem
Tidak ada orang yang dapat menjelaskan secara tepat bagaimana wujud bahasa prokem pada waktu timbul pertama. Namun mengingat bahwa nama bahasa ini disebut "bahasa prokem", penulis mengambil kesimpulan bahwa bentuk olahan awal bahasa ini adalah penyisipan-ok-,antara lain seperti yang terlihat pada nama bahasa itu : 'prokeman', lalu mengalami gejala apokot dengan lenyapnya bunyi akhir menjadi prokem. Kalau kita perhatikan kosakata bahasa prokem sampai pertengahan dekade 80, tampak bahwa sebagian kata-katanya diolah dengan memberi sisipan -ok-. Apakah cara ini saja yang digunakan pada saat awal timbulnya, tidaklah dapat dipastikan. Namun dari data tertulis dapat disimpulkan bahwa kosakata yang diolah dengan cara ini merupakan salah satu rumus yang memegang peranan yang sangat penting, melihat besarnya kosakata seperti ini disekitar 30 %.
Di samping penyisipan -ok-, kosakata bahasa prokem pun banyak mengalami gejala metatesis (pembalikan urutan penulisan huruf). Gejala ini sudah dikenal lama sekali ia sudah tampak sekitar 30 tahun yang lalu. Namun yang patut dicatat adalah bahwa pembalikan unsur-unsur kata yang diolah itupun mempunyai beberapa bentuk yang berbeda. Beberapa perbedaan di antaranya masih dapat kita lihat dari kosakata yang tampak dari sejumlah data yang tertulis, seperti dalam kibin'bikin', depek'pendek', maya'ayam', dan baak'asbak.
Para remaja ini cenderung mencampuradukkan segala macam pola kedalam bahasa prokem seolah-olah mau menganggap bahwa segala macam bentuk yang tidak baku merupakan bahasa prokem.
Kosakata suatu bahasa senantiasa mencerminkan keadaan lingkungan, sikap hidup, serta alam pikiran para penuturnya. Sebagian besar kata berhubungan dengan keadaan sekitar dan kehidupan penuturnya sehari-hari. Hal yang sangat berlaku terhadap bahasa prokem ini. Kosakata yang timbul dahulu lebih menjurus kearah dunia hitam: dunia pencuri, pencopet, penodong, dan perampok. Boleh dikatakan bahwa kaum preman sama sekali tidak mau menghiraukan masalah-masalah dan hal-hal di luar lingkungan kehidupan mereka. Sebagian besar kosakata menggambarkan orang-orang serta barang-barang sasaran, tempat, serta lingkungan sasran, dan khalayak serta petugas keamanan yang justru menjadipenghambat dalam melaksanakan kegiatan mereka.
d. Pemakaian Bahasa Prokem di Kalangan Remaja
Kehadiran bahasa prokem itu dapat dianggap wajar karena sesuai dengan tuntutan perkembangan nurani anak usia remaja. Masa pemakainya terbatas pada situasi tidak resmi. Jika mereka berada di luar dari lingkungan kelompoknya bahasa yang digunakan beralih ke bahasa lain yang berlaku di tempat umum itu. Kehadirannya dalam lingkungan bahasa daerah atau bahasa Indonesia sesungguhnya tidak perlu dirisaukan karena bahasa itu masing-masing timbul, dan berkembang sesuai dengan fungsi dan keperluan masing-masing.
Bahasa prokem itu diantaranya ditandai dengan penggunaan kata-kata slang, jargon ,singkatan, dan ungkapan formulaik iklan. Kosakata slang adalah kosa kata yang maknanya perlu dirahasiakan. Kosa kata ini biasanya diletakkan diantara kata dalam bahasa Jakarta (Betawi).
Keaktifan sehari-hari para remaja kita lebih banyak berkaitan dengan kehidupan keluarga, keadaan sekolah dan atau perguruan tinggi, serta masalah-masalah kenakalan remaja. Ini menyiratkan bahwa kosakata yang timbul kemudian mengacu pada hal dan masalah sekitar rumah, pergaulan, pendidikan, dan kenakalan remaja yang terungkap dengan istilah kekerabatan, kata ganti orang, masalah seks, narkotik dan obat-obatan sejenis serta minuman keras. Hal ini sama sekali tidak berarti bahwa semua kosakata kaum preman sama sekali tidak digunakan para pemuda dan remaja, tetapi fungsi suatu benda dalam suatu kelompok, yang bentuknya juga dikenal anggota kelompok lain, tentulah berbeda.
Dari uraian di atas tampak bahwa perbedaan bahasa prokem antara kedua kelompok ini terjadi karena penuturnya berbeda, fungsi dan tujuan pemakaiannyapun berbeda: kaum preman melakukan tindakan kejahatan, para pemuda dan remaja suka bergembira dan bergaul dengan sesamanya. Setelah bahasa prokem ini lebih banyak digunakan para pemuda dan remaja pengertian "bahasa prokem" ini telah berubah atau lebih tepat dikatakan bergeser maknanya.
Bahasa prokem ini tidak lagi disediakan dengan bentuk dan rumus atau kode bahasa itu, melainkan lebih ditonjolkan sebagai bahasa kode atau sandi yang dipakai oleh kelompok tertentu, dalam hal ini para pemuda dan remaja. Setiap kelompok dapat seja memberi inpterperestasi yang berbeda-beda menurut pengertian masing-masing, karena itu dapat kita temukan sejumlah variasi dalam pemakaian kalimat bahasa Indonesia. Inilah yang merupakan salah satu ciri pembeda bahasa prokem kaum preman, pencetus dan pencipta bahasa ini, dengan bahasa prokem kaum pemuda dan remaja saat ini.
e. Contoh-contoh Kosakata Bahasa Prokem
Kata unik dalam bahasa prokem itu diantaranya adalah :
1. Akronim:
selaras ‘semakin laku keras'
Turbo 'turunan bokek'
Manja 'mandi jarang'
Pejabat 'peranakan jawa batak'
Sersan 'serius tapi santai'
2. singkatan huruf awal:
TKW 'tak kenal wanita'
KUHP 'kasih uang habis perkara'
AC 'adengan cinta'
MBA 'memble aja'
3. Pemakaian kata yang huruf awalnya sama dengan huruf awal kata yang
diacu:
Ji SamSoe 'jiwaku sampai surga'
Bentul Filter 'blue flim'
Taksi gelap 'tante girang'
4. Pemakaian kata yang bermajas ironi:
Badak 'kasar'
Bonsai 'orang kerdil'
Gersang 'tidak disungguhi minum'
King 'bapak'
5. Contoh-contoh lain
Bokap : bapak
Bonyok : bapak ibu
Boceng : petugas keamanan
Cuek : tidak acuh
Doku : uang
Doi : pacar
Hebring : sangat hebat
Ngelinting : mengisap ganja
Nyokap : ibu
Telmi 'telat mikir'
ABG 'anak baru gede'
Camer 'calon mertua'
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa prokem banyak digunakan kaum pemuda dan remaja, pada umumnya digunakan penuturannya
untuk berkomunikasi dengan sesama dalam keadaan santai dan berfungsi untuk menjalin keakraban. Bahasa inipun digunakan sebagai identitas keakraban. Bahasainipun digunakan sebagai identitas kelompok hingga ada kemungkinan bahwa kelompok yang berbeda akan menggunakan kosa kata yang berbeda pula. Sebagian besar kata-katanya dibentuk seolah-olah merupakan kata biasa yang digunakan orang dalam percakapan sehari-hari.
Dari pemakaian tampak bahwa keadaaan ini tidak perlu terlalu dirisaukan karena bahasa ini hanya merupakan suatu gejala yang serupa dengan gejala dialek lainnya yang dikenal dengan bahasa Indonesia
SUMBER DATA :
Alwasilah, A. Chaedar. 1985. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Anwar, Khaidir. 1984. Fungsi dan peranan Bahasa : Sebuah Pengantar. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
http://library.usu.ac.id
www.jurnal-kopertis4.org/file/kopwil4-340.doc